Menerapkan Dalam Nilai Estetis Dari Sebuah Tari Kreasi

Menerapkan Dalam Nilai Estetis Dari Sebuah Tari Kreasi

 

Nilai Estetis Dari Sebuah Tari Kreasi adalah nilai keindahan yang terdapat dalam karya seni. Seni tari sebagai bagian dari seni, umumnya sudah tentu memiliki nilai estetis sebagai kriteria untuk menilai keindahan gerak.

• Wiraga digunakan untuk menilai:

Kompetensi menari, meliputi keterampilan menari, hafal terhadap gerakan, ketuntasan gerak, dan keindahan gerak. 

• Wirama untuk menilai: 

Kesesuaian dan keserasian gerak dengan irama (iringan), kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo. 

• Wirasa untuk menilai: 

Kesesuaian gerak dengan tema tari yang terlihat dalam cara kamu memberikan penjiwaan terhadap tari.

Pertanyaannya, apakah kamu bisa Nilai Estetis Dari Sebuah Tari Kreasi, tari Bali, tari Jawa, tari Sumatera dan tari etnis lainnya dengan kriteria yang sama seperti wiraga, wirama, wirasa? Untuk menjawab pertanyaan ini memerlukan pemahaman yang menyeluruh, bukan? Kalau kamu perhatikan, setiap etnis memiliki penampilan tari yang berbeda dilihat dari cara menarikannya (wiraga), iringan tarinya (wirama) dan cara menjiwai isi tari (wirasa). Marilah kita coba untuk mengurai mengenai wiraga, wirasa dan wirama. Dimulai dengan pertanyaan apa yang kamu bisa amati dalam mengidentifikasi tari? Betul, yang pertama terlihat adalah gerak, selanjutnya busananya, kemudian mendengar iringannya. Dengan memperhatikan ciri khas geraknya dan ciri khas iringannya, akan mengantarkan pemahaman kepada ciri tari etnis tertentu. Itulah alasan kita bisa mengindentifikasi tari etnis karena secara wiraga (tampilan gerak), wirama (tampilan iringan), dan wirasa (tampilan penjiwaan) masingmasing berbeda.

1. Tari Bali

Di dalam tari Bali, penilaian wiraga, wirama, dan wirasa memiliki identitas khusus yang tertuang dalam istilah: 

1. Agem Sikap badan, tangan, dan kaki yang harus dipertahankan. 

2. Tandang Cara berpindah tempat. 

3. Tangkep Eskpresi mimik wajah yang memberikan penguatan pada penjiwaan tari.

Wiraga tari bali dibangun dari kekokohan agem dengan posisi badan diagonal dalam tiga  bagian yaitu kepala, badan, dan kaki; tandang dan tangkep yang ditampilkan dengan baik dan benar menurut kaidah tradisi Bali. Kesan keseluruhan dari wiraga, wirama, dan wirasa yang ditumbuhkan dari penampilan tari Bali adalah dinamis, ekspresif, dan energik.

2. Tari Jawa

Penampilan tari atau wiraga dalam tari Jawa harus sesuai dengan karakter tokoh tari yang ditampilkan. Ruang dan tenaga menjadi tuntutan dalam memerankan tokoh yang memiliki karakter. Ruang gerak sempit untuk karakter halus. Ruang gerak luas untuk memerankan tokoh sesuai dengan karakter gagah. Keseluruhan wiraga, wirama, dan wirasa yang tersusun memberikan kesan seimbang, tenang, dan mengalun dalam Nilai Estetis Dari Sebuah Tari Kreasi.

3. Tari Sumatera

Ciri khas gerak tari Melayu tampak dari wiraga yang dilakukan penari yang bergerak melayang ringan bagaikan berselancar meniti aliran air, kadang-kadang meloncat ringan bagaikan riak HFMPNCBOH ZBOH NFNFDBI NFNCFOUVS LBSBOH 

Dari pengamatan kamu pada wiraga, wirama, dan wirasa tari dari berbagai etnis dan daerah, kesimpulan apa yang kamu peroleh? Tentu beragam jawabannya, tetapi ada satu jawaban yang bisa kita ambil bahwa dari istilah yang sama ditampilkan dalam bentuk tari yang berbeda. Mengenai hal itu Claire Holt (1967) menyatakan: “perlihatkan tarimu, maka akan terlihat budayamu”. Pernyataan tersebut memberi penguatan pemahaman bahwa tari sebagai produk budaya masyarakat berlandaskan pada nilai-nilai yang dianut masyarakat penyangga budayanya. Dengan demikian, keindahan tari (estetis) tergambar dalam penampilannya, sedangkan nilai kebenaran (etis) yang menjadi alasan hakiki dapat digali dari isi tari. Nah, sebagai contoh mari kita perhatikan tari Bali, Jawa, dan Sumatera untuk memahami isi tari dari bentuk tarinya.

 

Baca Juga

 

Demikian Artikel Menerapkan Dalam Nilai Estetis Dari Sebuah Tari Kreasi Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)

 



Artikel Terkait